seorang belia. seorang budak. seorang pengkid. seorang makcik. sebuah bus stop. semua tunggu bas. semua enggan tuju destinasi. wujudkah bas tanpa destinasi? bas yang mampu tangguh hayat?
Si pengemis menunggu di hujung-hujung waktu Hingga mentari pagi hadir tersenyum dan mentari petang datang mengayun Sehingga tibanya waktu, hari yang cerah di telan sang hitam berganti bulan
Akan tetapi..
Si pengemis hanya mampu bersandar ternyata dalam hatinya tiada sesiapa yang mampu mengerti
Berkata ia kepada seorang belia,
"Teman,
Hujan masih tak berhenti..
Berapa lama lagi harus menanti?"
Lalu dia memandang kepada seorang budak,
dan berpaling kepada seorang pengkid,
lalu menatap ke mata seorang makcik yg sayup-sayup melihat kearahnya,
si pengemis itu bertanya
"sehingga musim berubah?"
Dengan serpihan rasa yang terdalam si pengemis itu menitiskan air mata, lalu berbicaralah ia dengan bahasa tuhannya
"Ya Allah ya tuhanku yang Maha Besar, Maha Pengasih lagi Maha Mengasihani, Kau permudahkanlah urusan kami ya Allah segala yang di dunia dan yang di akhirat nanti. Hanya Engkau tempat kami berlindung dan kepada Kau tempat kami bermohon pertunjuk" - - - -
Kita yang melontar Suara Suara yang melontar Kata Kata yang melontar Makna Makna yang melontar Akal Akal yang melontar Diri Diri terkurung dalam ruang Suara
-A. Samad Said-
HARAPAN
lama kutunggu sekuntum senyuman darimu dari kejauhan ku hanya bisa membilang detik tik tik tik
oo oo oo sungguh aku ingin berlari ke puncak gunung kan ku ukirkan namamu dilangit biru
****
TAFSIR
tidak ku mengerti makna disebalik senyumanmu itu
tidak kufahami makna disebalik lirikkan matamu
bait-bait katamu itu tidakku mampu tafsiri jika kau suka berselindung
Dia pergi dengan cara yang paling mengguris hati...
1 wanna say something? :
Di antara seorang belia,seorang budak,seorang pengkid dan seorang makcik.
Tak siapa yang menyedari dalam kalangan itu hadirnya seorang pengemis.
Sinaran lampu meredup, senyap...
Hembusan angin menyelusup, sunyi..
Suasana serasa mati...
Si pengemis itu menanti penuh sangsi.
Si pengemis menunggu di hujung-hujung waktu
Hingga mentari pagi hadir tersenyum
dan mentari petang datang mengayun
Sehingga tibanya waktu,
hari yang cerah di telan sang hitam berganti bulan
Akan tetapi..
Si pengemis hanya mampu bersandar
ternyata dalam hatinya tiada sesiapa yang mampu mengerti
Berkata ia kepada seorang belia,
"Teman,
Hujan masih tak berhenti..
Berapa lama lagi harus menanti?"
Lalu dia memandang kepada seorang budak,
dan berpaling kepada seorang pengkid,
lalu menatap ke mata seorang makcik yg sayup-sayup melihat kearahnya,
si pengemis itu bertanya
"sehingga musim berubah?"
Dengan serpihan rasa yang terdalam
si pengemis itu menitiskan air mata, lalu berbicaralah ia dengan bahasa tuhannya
"Ya Allah ya tuhanku yang Maha Besar, Maha Pengasih lagi Maha Mengasihani,
Kau permudahkanlah urusan kami ya Allah segala yang di dunia dan yang di akhirat nanti.
Hanya Engkau tempat kami berlindung dan kepada Kau tempat kami bermohon pertunjuk"
-
-
-
-
Ku mengurai cerita mu dalam kesepianku
kisah sebuah bus stop...#
Post a Comment